Rukun Umroh : Prosesi wajib dalam Ibadah Umroh
Rukun Umroh adalah rangkaian ibadah yang wajib dilakukan dalam pelaksanaan Umroh. Ibadah Umroh tidak sempurna kecuali dengan menyempurakan semua rukun Umroh. Jika salah satu dari rukun-rukun Umroh tersebut tidak dikerjakan, maka Ibadah Umroh nya tidak sah.
Rukun Umroh ada tiga yaitu:
- Ihram
- Thawaf dan
- Sa’i
Rukun Umroh yang pertama adalah Ihram, yaitu: niat melakukan ibadah umroh dengan mengucapkan talbiah dan diharuskan mengenakan pakaian Ihram. Ihram ini dilakukan setelah sampai di miqot. Bagi laki-laki talbiah dibaca dengan keras sedangkan bagi wanita mengucapkannya dengan suara pelan. Selama ihram ini perbanyaklah bacaan talbiah, dzikir dan istighfar.
Thawaf adalah berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Apabila anda telah sampai di Makkah lakukan Thawaf di Ka’bah sebanyak tujuh putaran dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula.
Sa’i adalah berjalan diantara Shafa dan Marwah pulang pergi sebanyak tujuh kali dengan niat Ibadah. Dimulai dari bukit Shafa menuju bukit Marwah (dihitung satu kali) dilanjutkan ke bukit Shafa (dihitung satu kali) sehingga yang ketujuh akan berakhir di bukit Marwah. Ibadah Sa’i diakhiri dengan Tahalluh atau potong rambut.
Dengan dilakukannya tahallul maka berakhirlah rangkaian ibadah Umroh, dan selanjutnya anda boleh melakukan hal-hal yang tadinya menjadi larangan Ihram.
Sangat sederhana sekali, kita harus paham amalan ini sehingga kita bisa beribadah dengan tenang dan khusu’. Walaupun inti ibadahsangat sederhana, kita masih perlu jamaah, rombongan, atau teman yang menemani perjalanan umroh kita. Kalau kita punya pasangan bawalah pasangan kita, semoga semuanya akan menjadi baik.
Bagi yang tidak mau repot ngurusin passport, tiket, akomodasi elama disana kami sarankan gunakan jasa travel umroh. Banyak sekali travel umroh, yang perlu diperhatikan dalam memilih jasa travel umroh adalah sejauh mana komitmen travel umroh tersebut dengan ibadah umrohnya tersebut. Sejauh mana perhatian mereka terhadap pengamalan ibadah umroh sesuai sunnah.
Pengertian-sa’i
Ibadah Sa’iyaitu berjalan di antara Shafa dan Marwa pulang-pergi sebanyak tujuh kali dengan niat ibadah. Sa’i merupakan salah satu rukun haji. Sa’i dan thawaf dilakukan secara berurutan dan sekaligus dalam arti tidak memisahkan keduanya tanpa udzur syar’i.
Tata Cara Ibadah Sa’i
Ibadah Sa’i dimulai setelah menyelesaikan Ibadah Thawaf. Setelah thawaf kita menuju bukit Shafa. Setelah sampai dibukit Shafa, baca :
INNAS SHAFA WAL MARWATA MIN SYA’AIRILLAH
“Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebagian dari syi’ar-syi’ar Allah.” (HR. Ahmad, Muslim dan An Nasa’i)
Kemudian naik ke bukit Shafa, menghadap Qiblat, lalu membaca:
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH, LAHUL MULKI WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALA KULLISYAI’IN QADIIR. LAA ALAHA ILLALLAHU WAHDAH, ANJAZA WA’DAH WANAHSARA ‘ABDAH, WAHAZAMAL AHZABA WAHDAH.
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan melainkan Allah. Yang tunggal tidak ada sekutu bagi-NYA, bagi-NYA segala puji dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan selain Allah. Yang tunggal yang memenuhi semua janji-NYA dan yang menolong hamba-NYA dan yang menghancurkan musuh sendirian.” (HR. Ahmad, Muslim, An Nasa’i)
Bacaan ini dilakukan sampai tiga kali. Setiap pengulangan, diteruskan dengan berdo’a sesuka hati dengan bahasa apa saja sambil mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi.
Kemudian, turun dari Shafa menuju Marwah. Ketika sampai pada tanda hujau (lampu hijau). Laki-laki berlari-lari kecil sampai dengan tanda hijau berikutnya. Dilanjutkan lagi dengan jalan biasa. Bagi kaum wanita, tidak berlari berlari-lari kecil. Sesampainya di Marwah itu dihitung satu kali Sa’i, demikian pula sebaliknya, sampai tujuh kali. Jadi, Sa’i dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwah. Kemudian kita keluar dari Masjid (masih dilingkungan masjid) untuk Tahallul.
Beberapa Kesalahan dalam Ibadah Sa’i
- Ada sebagian jama’ah haji, ketika naik keatas Shafa dan Marwah, mereka menghadap Ka’bah dan mengangkat tangan ke arahnya sewaktu membaca takbir, seolah-olah mereka bertakbir untuk shalat. Hal ini keliru, karena Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengangkat kedua telapak tangan beliau yang mulia hanyalah disaat berdo’a.
- Di bukit itu, cukuplah membaca tahmid dan takbir serta berdo’a kepada Allah sesuka hati sambil menghadap qiblat. Dan lebih utama lagi membaca dzikir yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam saat beliau di bukit Shafa dan Marwah.
- Berjalan cepat pada waktu Sa’i antara Shafa dan Marwah pada seluruh putaran. Padahal menurut sunnah Rasul, berjalan cepat itu hanyalah dilakukan antara kedua tanda hijau saja. Adapun yang lain cukup hanya dengan berjalan biasa.